Informasi

Sewa Apartemen Di Sydney Australia

Published on

Sewa Apartemen Di Sydney Australia – Langkah Australia membuka diri setelah pandemi mereda memunculkan masalah baru, yakni kesulitan warga untuk menyewa akomodasi. Real estat, terutama sewa apartemen, mengalami peningkatan tahunan terbesar sejak 2014.

Hal ini didorong oleh peningkatan kunjungan internasional ke kota-kota besar Australia seperti Sydney dan Melbourne. Di antara pertumbuhan kunjungan internasional adalah tujuan pendidikan. Mahasiswa asal Indonesia di Australia cukup banyak. Peringkat keenam setelah Cina, India, Nepal, Vietnam dan Malaysia.

Sewa Apartemen Di Sydney Australia

Kepala “Domain” Riset dan Ekonomi, Dr. Nicola Powell mengatakan krisis perumahan sewa dapat mempersulit mahasiswa internasional untuk kembali ke kota-kota besar Australia seperti Sydney dan Melbourne.

Demi Nol Emisi Karbon, Raja Properti Sydney Kelahiran Ri Bangun Green Building

“Permintaan persewaan akan meningkat secara signifikan setelah perbatasan internasional dibuka penuh untuk pelancong dengan visa dan dua vaksinasi setelah penutupan dua tahun,” kata Powell, Senin (25/4).

Krisis perumahan sewa ini dibuktikan dengan tingkat kekosongan yang sangat rendah sebesar 1,4 persen. Padahal indikatornya, yang dikenal dengan tingkat kekosongan, biasanya 3 persen. Ini berarti bahwa di kota-kota seperti Sydney dan Melbourne, hanya 1,4 persen dari total stok perumahan yang kosong.

Ini didefinisikan oleh SQM Research sebagai properti sewaan yang telah diiklankan selama lebih dari 3 minggu dan belum terjual dengan baik. Karena angka yang rendah ini, harga sewa properti meningkat. Menurut data Domain, harga sewa naik sebesar 30 dolar Australia (AUD) menjadi rata-rata 500 AUD. Angka ini meningkat sebesar 6,4 persen dan merupakan yang tertinggi dalam 8 tahun terakhir.

“Pasar persewaan Sydney, khususnya di pusat kota, telah pulih dengan cepat dari penurunan permintaan di awal pandemi,” kata Powell.

Panduan Lengkap Perjalanan Ke Sydney, Australia

Sejumlah calon pelanggan melihat maket proyek Mastery milik perusahaan real estate Crown Group di Sydney, Australia. Foto: Wendiyanto/

Menyikapi krisis sewa rumah di Sydney, Sales and Marketing Director Crown Group Indonesia, Tias Sudariomo mengungkapkan, krisis tersebut sebenarnya bisa diprediksi. Hal ini disebabkan banyaknya bangunan baru, terutama apartemen yang sudah 2 tahun berisiko akibat pandemi.

“Hal ini tentunya merupakan situasi yang sangat positif bagi para pemilik properti. Sebagai contoh spesifik, saat ini volume permintaan sewa tidak sebanding dengan unit Crown Group yang tersedia untuk disewa di Waterfall, jadi kami juga berupaya mengakomodasi semua permintaan yang muncul,” kata Tias.

Ia juga berpesan kepada keluarga Indonesia yang berencana menyekolahkan anaknya di Australia untuk berinvestasi membeli properti daripada hanya menyewa selama beberapa tahun. “Kalau dihitung-hitung, masih jauh lebih menguntungkan membeli properti dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 7-8 persen, berdasarkan sewa bulanan 20 juta skir.

Adina Apartment Hotel Sydney Airport, Sydney

Berdasarkan data KBRI Australia, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia per 28 Juni 2021 sebanyak 12.645 orang. Dari jumlah tersebut, terpantau sepertiga atau sekitar 3.905 siswa masih berada di Indonesia. “Ketika mereka kembali ke Australia, kebutuhan akomodasi sewa pasti akan meningkat,” imbuhnya.

Kuliah di sydney australia, pantai di sydney australia, wisata di sydney australia, sewa apartemen di sydney, tempat wisata di sydney australia, apartemen di sydney australia, hotel di sydney australia, rumah di australia sydney, harga apartemen di sydney australia, harga rumah di sydney australia, universitas di sydney australia, hotel murah di sydney australia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2021 KANHA MEDIA