Wisata Bali

Festival Layang-Layang Bali

Published on

Festival layang-layang Bali adalah salah satu acara kuno terbesar yang digelar setiap tahun di bulan tertentu di Pulau Bali, yang juga sudah tersohor ke seluruh pelosok negeri.

Jika datang ke Bali di bulan yang tepat, para wisatawan dari luar Bali bisa menyaksikan acara yang meriah ini dan bahkan bisa ikut berpartisipasi. Dimulainya festival ini juga menandai awal musim kedatangan para turis ke Pulau Bali. Kira-kira kapan dan di mana ya festival ini digelar?

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Festival

Acara festival layang-layang di Pulau Bali akan dimulai pada setiap awal musim berangin, yaitu di antara bulan Juli hingga Agustus, tapi kadang juga hingga bulan Oktober.

Selama bulan-bulan tersebut, angin yang bertiup dari laut menciptakan kondisi cuaca yang sempurna bagi para pecinta layang-layang untuk menerbangkan layang-layang mereka. Waktu spesifik biasanya akan diumumkan secara resmi secara online.

Tapi karena acara ini sangat bergantung pada kondisi cuaca, maka para peserta lomba dan pengunjung yang hendak menyaksikan harus rajin untuk mengecek tanggal pasti acara tersebut.

Foto Instagram: @layan_ganbalichannel

Sedangkan tempat festival biasanya diadakan di sejumlah tempat, seperti di Pantai Masceti yang berada di Kota Gianyar, Pantai Mertasari, Bukit Peninsula, Ubud, Denpasar, Kuta, Pantai Mertasari di Sanur, Tanah Lot, dan di sepanjang Pantai Padang Galak.

Meskipun lokasi festival diadakan di beberapa tempat, tapi acara pembukaan dan penutupannya selalu digelar di Pantai Padang Galak, yang berada di Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.

Pantai ini terletak di sebelah utara Pantai Sanur yang terkenal. Jarak keduanya sekitar 6 km, dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 13 menit saja jika menggunakan kendaraan.

Objek wisata ini cukup unik karena hamparan pasirnya berwarna hitam, yang membentang dari Utara ke Selatan dan memiliki air biru laut yang cukup tenang. Karena cukup jauh dari hiruk pikuk perkotaan, pantai ini tidak begitu ramai pengunjung kecuali saat ada festival.

Suasana Festival

Festival layang layang bali adalah salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu oleh warga lokal dan luar Pulau Bali, karena acara ini benar-benar meriah dan sangat seru.

Awalnya, tujuan dari diadakannya penerbangan layang-layang ini adalah sebagai ucapan terimakasih para penduduk setempat kepada Dewa Hindu karena telah memberikan sawah yang subur dan hasil panen yang melimpah, sekaligus merupakan cara untuk mencari berkah dari para dewa.

Namun karena banyaknya orang yang berpartisipasi, kegiatan musiman ini berkembang menjadi salah satu acara paling unik di kalender Bali dalam bentuk festival dan bahkan dijadikan ajang perlombaan.

Namun, ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa asal mula festival ini adalah untuk meneruskan tradisi Bali, yang dulunya bermain layang-layang merupakan kebiasaan para anak-anak kecil di Bali ketika sore hari.

Kebiasaan tersebut kemudian diikuti oleh pemuda-pemuda Bali yang dikenal dengan sebutan “Banjar”. Mereka pergi ke sawah setiap sore dengan membawa layang-layang yang dikenal dengan sebutan “Sekaa Layangan” untuk selanjutnya memperebutkan juara pertama.

Sejak itu, kegiatan bermain layang-layang berubah menjadi acara olahraga dan terus ada sampai sekarang.

Meski sejarahnya belum diketahui dengan pasti, tapi yang jelas jika datang ke festival ini Anda akan melihat ratusan layang-layang menghiasi langit Bali dan bersaing untuk bisa terbang paling tinggi dan bertahan paling lama.

Hampir seluruh penduduk pulau akan berkumpul di acara ini dan bermain dalam bentuk tim. Tak hanya warga dalam negeri, festival ini ternyata juga diramaikan oleh tim dari luar negeri.

Masing-masing tim biasanya terdiri dari 10 orang anggota (kadang juga lebih). Terdapat juga sekelompok orang yang bertugas memainkan gamelan tradisional sebagai musik pengiring selama festival ini berlangsung, sekaligus sebagai pembakar semangat para peserta.

Selain kategori terbang paling tinggi dan paling lama, ada juga kategori untuk layang-layang paling kreatif, yang pesertanya bisa membuat layang-layang tiga dimensi dengan desain yang tak biasa, seperti hewan tertentu, penari tradisional Bali, burung, Dewa Hindu, dan sebagainya.

Beragam Layang-Layang Bali

Ada banyak sekali layang-layang tradisional dan modern dalam berbagai bentuk dan ukuran yang ikut dalam festival ini. Layang-layang tradisional Bali cenderung berukuran raksasa dengan panjang mencapai 10 meter dan lebar hingga 4 meter.

Beberapa model layang-layang bahkan memiliki ekor dengan panjang hingga 100 meter atau lebih. Penduduk setempat biasanya membuat layang-layang di balai desa di seluruh Bali dan diawasi oleh sesepuh berpengalaman.

Proses pembuatan layang-layang juga dianggap sebagai acara spesial oleh warga sekitar, sehingga waktu serta hari pembuatan akan diputuskan oleh Mangku, Pedanda, dan para pria dan wanita suci setempat yang disebut Balian. Beberapa model layang-layang khas Bali adalah sebagai berikut:

1. Pecuk

Layang-layang ini disebut juga dengan “Pacukan”, yang memiliki bentuk indah seperti daun dan ketika diterbangkan terlihat seperti daun yang berguguran dari atas pohon.

Konon, layang-layang model ini adalah yang paling susah untuk diterbangkan, jadi harus dikontrol oleh orang-orang yang sudah berpengalaman agar layangan tetap stabil di udara.

2. Bebean

Bebean adalah layang layang Bali terbesar dan merupakan desain yang paling umum. Bentuk dari layangan ini mirip dengan ikan, warnanya sangat beragam sesuai dengan kreasi, dan bahkan ada yang tiga dimensi.

3. Janggan

Masih seperti bentuk hewan, Janggan adalah layanan khas Bali yang bentuknya mirip dengan burung garuda, Namun dengan kedua sayap lebih membulat dan pendek, sedangkan ekornya dibuat sangat panjang.

Tapi ada juga yang mengatakan bahwa Janggan tidak harus memiliki kepala berbentuk burung garuda, tapi bisa juga dimodifikasi menjadi bentuk kepala burung lainnya, misalnya burung hantu, dan bahkan bisa dibuat menjadi kepala naga.

Layangan Janggan yang memiliki bentuk kepala naga disebut dengan “Naga Raja“, yang katanya pernah ada tim peserta yang menghabiskan biaya pembuatannya hingga Rp 120.000.000.

Namun, layanan memukau ini sangat jarang diikutkan dalam festival. Terakhir kali diterbangkan adalah pada festival layang layang Bali tahun 2019 di Pantai Mertasari, Sanur. Saking besarnya, layangan harus dibawa oleh ratusan orang dan diangkut dengan kendaraan yang tak biasa agar bisa sampai ke lokasi.

4. Layangan Kreasi

Disebut demikian karena layangan dalam kategori ini adalah layang-layang bentuk bebas sesuai dengan kreativitas dari masing-masing peserta. Tidak ada ukuran, warna, tema, dan patokan khusus dalam membuat layanan jenis ini.

Beberapa layang-layang bahkan dilengkapi dengan instrumen suara berupa busur getar yang disebut guwang, yang bisa menghasilkan dengungan beresonansi yang dapat didengar dari jauh.

Makna Warna dari Layang-Layang Bali

Kombinasi warna layang-layang tradisional Bali umumnya terdiri dari merah, putih, hitam, dan kuning. Setiap warna ini memiliki simbolis yang terhubung pada Tritunggal Hindu Bali, yang terdiri dari Wisnu, Brahma, dan Siwa.

Warna merah mewakili Brahma (pencipta alam semesta), putih berarti Wisnu (pelindung), dan hitam adalah Siwa (perusak). Sedangkan warna kuning digunakan untuk menghargai delapan dewa mata angin bernama Dewata Nawa Sanga.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali sambil bersenang-senang, datang ke festival Layang-Layang Bali adalah salah satu agenda yang wajib untuk diikuti. Acara ini benar-benar seru dan sangat berkesan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2021 KANHA MEDIA