Informasi

Pondok Pesantren Di Daerah Kuningan Jawa Barat

Published on

Pondok Pesantren Di Daerah Kuningan Jawa Barat – Dimulai pada saat di mana semua kerja keras adalah belajar. Pelajari tentang mimpi yang perlu dipenuhi. Pelajari tentang antusiasme yang Anda butuhkan untuk tetap hidup Pelajari tentang tekad yang perlu Anda tunjukkan. Tidak peduli seberapa besar penghalang batu di depannya, tidak peduli seberapa tinggi gunung melontarkan lahar. Tidak peduli berapa banyak lipatan ombak tersedak. Maka lahirlah Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam Husnul Khotima.

Al-Multazam adalah nama yang berasal dari mimpi besar K.H. Sahal Suhana, SH, putra Kuningan yang bercita-cita menjadi warga Desa Maniskidul Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan.

Pondok Pesantren Di Daerah Kuningan Jawa Barat

, yang berupaya agar pendidikan di pondok pesantren bukanlah pilihan kedua, melainkan menjadi prioritas bagi masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat.

Daftar Pondok Yang Ada Di Kuningan Jawa Barat

, ustadz atau pemuka agama. Bahkan, di masa mudanya, keinginannya untuk menjadi santri dan mengenyam pendidikan di pesantren tidak terwujud. Namun diakui banyak pihak, kepribadiannya, semangatnya mengembangkan dakwah melalui pendidikan agama tak terbantahkan.

Nama Al-Multazam sendiri diambil dari nama sebuah tempat subur di Mekkah bernama Multazam, yaitu dinding Ka’bah di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Ini adalah tempat yang paling dicari oleh jamaah umrah dan jamaah setelah melakukan Tawaf.

Ide nama ini sebenarnya datang dari Sahal Suhana setelah berziarah bersama istrinya Nining Rimavati pada 1993 lalu bersama DKI Jakarta Grup 2. Atas saran Kh.H. Manarul Hidayat, Sahal Suhana diminta untuk mengambil nazar dan menunaikan ibadah haji untuk memohon petunjuk dari Allah SWT jika memang ingin dan berencana untuk membangun pesantren.

Sepanjang ziarah, dia dan istrinya berdoa di Multazam. Merasa memiliki kesan tersendiri, aura yang begitu kuat dari tempat magis itu, tergerak hatinya untuk mengabadikan nama tempat tersebut dengan mendirikan pesantren impiannya bernama Al-Multazam.

Bendungan Kuningan Siap Digenangi, Kementerian Pupr Bangun 419 Rumah Khusus Untuk Relokasi Warga

Saat itu, saat masih menunaikan ibadah haji, Sahal Suhana bertemu dengan berbagai ustad dan kiya di seluruh nusantara. Mereka banyak berdiskusi tentang masalah agama. Selain itu, di hadapan para ulama, Sahal mengarang nama Al-Multazam, yang akan ia jadikan sebagai nama pesantren yang ingin dibangunnya ke depan. Maka muncullah saran dari Kia agar Sahal memulai langkahnya membangun wisma dengan mendirikan TK Islam. Akhirnya disepakati bahwa TK Islam Terpadu Al-Multazam (sekarang TKIT Al-Multazam) akan menjadi pesantren pertama yang dibangun.

Namun sejak berdirinya TKIT Al-Multazam, H. Yayasan yang dibangun Sahal Suhana setelah haji bukanlah Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam melainkan Yayasan Husnul Khotima yang juga menaungi TKIT dan Pondok Pesantren Husnul Khotima. Ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Husnul Khotima cukup lama dan kemudian secara resmi menyerahkan wakaf tersebut kepada Yayasan Nadhir Wakaf Husnul Khotima pada 14 Juni 1997.

Beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 1999, H. Sahal Suhana tiba-tiba memutuskan pensiun dini di usia 45 tahun dari jabatannya sebagai pejabat Dinas Tata Kota Jakarta, ia kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Kuningan, yang kebetulan sejak itu. Kehadiran pondok pesantren Husnul Khotima, H. Sahal membangun rumah keluarga di dekat objek wisata Cibulan Maniskidul di Kecamatan Jalaksana Kuningan. Pada tahun yang sama diangkat menjadi anggota DPRD II Kabupaten Kuningan untuk satu periode (1999 – 2004).

Menjabat sebagai anggota legislatif H. Sahal memberi Suhana banyak kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan birokrat dan ulama penting pada saat yang bersamaan. Intensitas pertemuan semakin meningkat ketika membahas isu-isu agama. Pembangunan “Santry City” bahkan tidak melambat. meskipun telah berdiri Pondok Pesantren Husnul Khotima. Jika sebelumnya, saat membangun Pesantren Husnul Khotima, ia menargetkan kampung Maniskidul sebagai “kota santri”, kini muncul perbincangan lain di benaknya bahwa ia harus membangun pantron baru yang akan menggerakkan seluruh elemen masyarakat. Di kabupaten Kuningan menjadi “kota santri”, kabupaten Kuningan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam pesantren dalam segala aspek kehidupan. Itulah cita-cita besarnya saat itu.

Bupati Serahkan Penghargaan Piagam Dan Hadiah Pada Acara Riung Mungpulung Dalam Rangka Hut Ke 77 Kemerdekaan Ri Dan Hari Jadi Kabupaten Kuningan Ke 524.

Demikian, berbekal tekad, keberanian dan dukungan dari keluarga serta rekan dan ilmuwan terkemuka, H. Sahal Suhana memutuskan untuk menyerahkan seluruh harta pribadinya untuk melakukan pembebasan tanah di wilayah Desa Maniskidul Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan. dan pembangunan pesantren baru bernama Al-Multazam, sedikit demi sedikit. Kebahagiaan di hatinya terpancar dari semangatnya yang tak henti-hentinya hadir di setiap jengkal rangkaian proses pembangunan. Kenapa gitu? Sebab, menurutnya, inilah saat yang ditunggu-tunggu, nama lokal efektif Mekkah kini sudah sepenuhnya tergabung sebagai nama lembaga pendidikan yang dicanangkan.

, dengan tata ruang yang lebih nyaman dan bersih yang membebaskan kesan dan stigma masyarakat tentang betapa kotor dan tidak sehatnya pedesaan. Untuk melegitimasi lembaga tersebut, didirikanlah sebuah yayasan bernama Yayasan Pendidikan Islam Al-Multazam Husnul Khotima. Didirikan pada tahun 2002 dengan akta notaris Hz. Itjeu Tresnawiyah, SH., no. 2-3 Mei 2002 Dewan pendiri adalah Kh. Sahal Suhana, Sh.H., H. Maman Kurman, Sh.H., Hj. Titi Dwi Wulandari, SE., Hj. Tita Eka Fuspita, S.Psi., dan H.Uud Pandu Suandhana, S.Si. Saat itu, TKIT Al-Multazam belum terpikir untuk bergabung. Pondok Pesantre (Ponpes) Husnul Khotima buka suara pada Selasa, 31 Agustus 2021 terkait pembatalan kunjungan Presiden Jokowi ke pesantren di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana.

Pesantren juga menanggapi beredarnya screenshot pesan WhatsApp yang konon dikirim Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdi yang mengaku berhasil membatalkan kunjungan Presiden Jokowi ke Pesantren Husnul Khotima.

Pengawas Pondok Pesantren Husnul Khotima K.H. Achidin Noor mengatakan pihaknya merasa ditipu dengan rencana kunjungan Jokowi ke pesantren Husnul Khotima yang akhirnya dibatalkan.

Mengenal Kampung Madinah Dan Pondok Pesantren Al Fatah Temboro

Kh.H. Achidin menjelaskan latar belakang rencana kunjungan Jokowi ke Pesantren Husnul Khotima sebelum akhirnya dibatalkan dan dipindahkan ke Pesantren Miftahul Falah Chilos. Beberapa hari menjelang kedatangan Jokowi di Kuningan, pihaknya mendapat informasi dan mengirimkan rangkuman.

“Jadwalnya seperti ini, jadi sebelum kunjungan hari Kamis ada kabar dia (Jokowi) ingin datang ke sini, mereka mengirimkan ringkasannya kepada kami. Kemudian beberapa hari kemudian, banyak pejabat mulai datang ke sini untuk melihat persiapannya.” dia berkata. dia menjelaskan

Setelah mendapat informasi kedatangan Presiden, Pondok Pesantren Husnul Khotima langsung melakukan berbagai persiapan dan berkoordinasi dengan pihak terkait.

Hingga sehari menjelang kedatangan Jokowi di Kuningan, tepatnya pada 30 Agustus, Senin, segala persiapan telah dilakukan, mulai dari mendirikan tenda hingga pendataan siswa penerima vaksin.

Daftar Pondok Pesantren Di Kuningan

“Saat itu persiapan kami antara lain mendirikan tenda langsung dari BIN di Jakarta, kemudian mensterilkan segala macam ruangan di sini dan mendata siswa yang ingin divaksinasi selama 3 hari 3 malam,” ujarnya.

Namun tepatnya pada Hari-H, Selasa 31 Agustus 2021, di mana Jokowi dijadwalkan meninjau vaksinasi di Pesantren Husnul Khotima, Achidin mengaku belum mendapat informasi final jika rencana kunjungan dibatalkan.

“Tidak ada kabar, tidak jalan, tidak ada informasi, informasi hanya ditambah jalur ke Siloa dan ternyata semua pejabat ke sana. Jadi hari-H menjadi jelas, dini hari. Tadi pagi ada orang dari BIN minta saya ikut gladi bersih, saya minta dia tidak datang ke sini, tapi sampai akhirnya dia datang, tidak ada informasi,” ujarnya.

Achidin mengomentari penjelasan Istana soal batalnya kunjungan Presiden Jokowi ke Husnul Khotima. Pihak Istana beralasan, jalan memutar itu sejalan dengan rute kunjungan kerja Jokowi.

Dua Warga Jepang Daftar Di Ponpes Al Multazam

“Jalannya sama, kalau kita belok kanan, itu (Pondok Pesantren Miftahul Falah) belok kiri, beda 5 km. Jadi kalau alasan dipersingkat sebenarnya untuk memperpanjang. Saya sudah membaca keterangan Majelis, pendapat saya tidak ada artinya,” tegasnya.

Achidin menduga, batalnya kunjungan Jokowi ke Pondok Pesantren Husnul Khotima kemungkinan karena ulah Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdi. Pasalnya, menurut dia, Nuzul secara tidak langsung mengaku mengirimkan chat tersebut saat sedang bertengkar dengan tetangganya.

“Kemudian beredar obrolan Nuzul Rachdi. Setelah munculnya obrolan ini, saya kira memang benar Nuzul sebagai ketua DPRD dan pengurus partai bisa melapor ke pusat dalam waktu 10 menit, apalagi menambah koneksi dengan Gus Yakut,” kata Achidin. . .

“Dikira iya, karena waktu dia (Nuzul) masuk ke diskusi dia bilang itu chat saya antar member kita, jadi berarti benar dia banyak dicurigai yang kirim chat itu,” lanjutnya.

Mengenal Pendiri Husnul Khotimah

Namun, Achidin menyebut untuk saat ini pihaknya akan melihat dulu perkembangan bocoran obrolan Nuzul Rachdi yang diklaimnya berhasil membatalkan kunjungan Jokowi ke Pondok Pesantren Husnul Khotima. Pada bulan Juni Universitas Kuningan () mengadakan acara bertajuk ‘Kisum’ pada Rabu (06/06/2018) di Pesantren Nurul Huda, Desa Timbang, Kecamatan Sigandamekar, Kabupaten Kuningan.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Sang Adipati Kuningan (YPSAK) Juhari Karnavisastra, M.Pd., Ketua Pengurus YPSAK Dr. Uri Syam, Sh.H., M.H., beserta rombongan, rektor dr. Dikdik Harjadi SE., M.Si., beserta jajarannya, Rektor Pondok Pesantren Nurul Huda Kyai Ade Abdul Halim dan tamu lainnya mendapatkan santunan sebesar Rp. 10.000.000,-, tausiya tentang syukuran, potong thumpeng, buka puasa bersama, salat berjamaah dan ditutup dengan makan bersama.

Dalam sambutannya, Rektor Dr. Dikdik Harjadi, SE., M.Si., menyampaikan bahwa hari ini, 6 Juni merupakan hari ulang tahun Universitas Kuningan (Universitas Kuningan).

“Tanggal 6 Juni 2003, atau tepatnya 15 tahun yang lalu, saya mengikuti ritual universitas yang dikenal dengan aniversario (ulang tahun) atau lebih dikenal dengan dies natalis,” ujarnya.

Orang Di Ponpes Al Mutawally Kuningan Reaktif Covid 19

Ia menjelaskan, ada yang berbeda tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, peringatannya bertepatan dengan bulan suci Ramadan.

“Makanya pada tahun ini kami mencoba mengadakan acara dies luar kampus dengan mengunjungi Pesantren Nurul Huda di Desa Timbang, Kecamatan Kuningan Kabupaten Tsigandamekar dengan tema ‘Berbagi,’” jelasnya.

Lebih lanjut lanjut mantan Wakil Rektor III ini, ada dua (2) hal dalam mempromosikan ephemera ini. Yang pertama adalah bagaimana

Pondok pesantren al ikhlash kuningan jawa barat, daftar pondok pesantren di kuningan jawa barat, pesantren di kuningan jawa barat, pondok pesantren al multazam kuningan jawa barat, pondok pesantren terbaik di kuningan jawa barat, pesantren kuningan jawa barat, pondok pesantren modern di kuningan jawa barat, pondok pesantren di kuningan, pondok pesantren kuningan, pondok pesantren di jawa barat, pondok pesantren kuningan jawa barat, biaya pondok pesantren ainurrafiq kabupaten kuningan jawa barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2021 KANHA MEDIA