Connect with us

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong

Informasi

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong – 7°05′10″S 110°24′32″S / 7,08611°S 110,40889°BT / -7,08611; 110.40889 Koordinat: 7°05′10″S 110°24′32″E / 7.08611°S 110.40889°E / -7.08611; 110. 40889

Vihara Buddhagaya Watugong atau dikenal juga dengan Vihara Buddhagaya adalah sebuah tempat peribadatan umat Buddha yang terletak di Pudakpayung, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Lokasi persisnya di depan Markas Kodam IV/Diponegoro. Kompleks Vihara Buddha Gaya Watugong memiliki dua bangunan utama yaitu Pagoda Avalokitesvara dan Dhammasala serta beberapa bangunan lainnya. Pagoda Avalokitesvara merupakan bangunan yang bernilai seni tinggi, dengan tinggi mencapai 45 meter dan ditetapkan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia. Di dalamnya terdapat patung Dewi Kwan Im setinggi lima meter. Sedangkan Dhammasala memiliki dua lantai dimana lantai bawah digunakan sebagai aula serbaguna untuk kegiatan pertemuan dan lantai atas digunakan untuk upacara keagamaan dimana terdapat arca Buddha. Bangunan lain di vihara adalah Watugong, Plaza Borobudur, Meditasi Kuti, Bhikku Kuti, Taman Bacaan Masyarakat, Parinibana Buddha, Abhaya Mudra dan Pohon Bodhi.

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong

Awalnya Vihara Buddhagaya digunakan sebagai tempat pemujaan. Namun mengingat struktur bangunannya sangat ramai dikunjungi oleh orang Tionghoa dan Thailand, maka pada akhirnya vihara akan berkembang menjadi objek wisata dan atraksi. Keraton ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kota Semarang pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.

Vihara Buddhagaya Watu Gong Wisata Religi Yang Mengedepankan Kebhinnekaan

Biara Buddhagaya Watugong memiliki sejarah panjang perkembangannya yang luar biasa saat ini. Sekitar 500 tahun setelah jatuhnya Kerajaan Majapahit, terjadi berbagai kegiatan dan peristiwa yang menyadarkan berbagai kelompok masyarakat akan warisan baik leluhur mereka, yaitu Buddha Dhamma sehingga pengikutnya dapat mempraktikkannya kembali. Banyak bisnis pertama kali dimulai selama Hindia Belanda. Terakhir, harapan akan adanya seseorang yang dapat mengajarkan Dhamma Sang Buddha dapat dilihat di hadapan Bhikkhu Narada Maha Thera dari Sri Lanka pada tahun 1934. Gayung diterima, dia memanfaatkan kehadiran Dhammadutta. orang-orang dan simpatisan untuk mengembangkan diskusi dan meminta penjelasan yang komprehensif tentang Dhamma Juga. Pada puncaknya, muncul putra Indonesia pertama yang mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk menyebarkan Dhamma Buddha, yaitu seorang pemuda dari Bogor bernama The Boan An yang kemudian menjadi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita.

Pada tahun 1955 Bhikkhu Ashin Jinarakkhita memimpin perayaan Waisak 2549 di Candi Borobudur, saat itu juga seorang tuan tanah kaya asal Semarang bernama Goei Thwan Ling yang berlatar belakang Budha terkesan dengan kecerdasan dan kepribadian Bhikku Ashin Jinarakkhita, kemudian Goei Thwan dan Goei Thwan. ia mendedikasikan sebagian tanahnya untuk digunakan sebagai pusat dan pengembangan Dhamma Sang Buddha. Tempat itu kemudian diberi nama Vihara Buddhagaya. Pada tanggal 19 Oktober 1955, Yayasan Buddhagaya didirikan untuk mengawasi kegiatan vihara. Dari vihara inilah babak baru dalam pengembangan Buddha Dhamma berlangsung.

Sejak tahun 1955, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, pelopor kebangkitan Buddha Dhamma di Nusantara, tinggal di Vihara Buddhagaya Semarang. Ia banyak menulis sejarah dengan Vihara Buddhagaya, seperti Upasika Indonesia pada perayaan Asha pada Juli 1955, mengawali perayaan Buddha Jayanti yang dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia pada 1956, menanam pohon Bodhi pada 24 Mei 1956 dan berdiri. Sima internasional pertama di KASAP (setelah Makodam IV/Diponegoro) dari ordo Bhikkhu.

Kemudian selama kurang lebih delapan tahun vihara ini ditinggalkan, tetapi sekarang telah dihidupkan kembali di bawah bimbingan Sangha Theravada. Maka pada bulan Februari 2001 keraton ini direnovasi dan direnovasi yang diawali dengan pembangunan Gedung Dhammasala yang diresmikan pada tanggal 3 November 2002 oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Selain itu, bangunan lainnya yaitu Pagoda Avalokitesvara dibangun pada bulan November 2004 dan dibuka pada tanggal 14 Juli 2005 oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu H.Mardiyanto.

Tempat Wisata Semarang Yang Sayang Untuk Dilewatkan

Perbaikan selanjutnya dilakukan untuk mengubah kompleks Vihara menjadi objek wisata, dengan penambahan patung baru, dan fasilitas tambahan seperti air mancur dan pohon bodhi. Namun tujuan utama Pagoda Avalokitesvara tidak berubah, yaitu sebagai tempat sembahyang umat Buddha dan tempat wisata religi bagi wisatawan, dengan pemisahan yang jelas dan tegas antara tempat ibadah dan tempat ziarah.

Bangunan Dhammasala merupakan salah satu bangunan terbesar berlantai dua dan terletak di sisi kanan vihara. Lantai dasar merupakan aula serbaguna yang luas dengan panggung di bagian depan dan digunakan untuk kegiatan pertemuan. Lantai atas berfungsi sebagai puja bhakti (ruang sholat besar) yang dapat menampung 1000 orang. Untuk menuju kamar atas harus keluar karena tidak ada tangga penghubung.

Daya tarik wisata yang potensial dari Gedung Dhammasala dapat dilihat dari bentuk bangunan asal Thailand yaitu atap yang curam dikelilingi pahatan di bagian luar bangunan. Selain itu, ada patung Buddha duduk setinggi lima meter yang terbuat dari perunggu dan mirip dengan yang ada di Candi Mendut. Gedung Dhammasala merupakan tempat yang penting namun bersifat publik karena merupakan tempat diselenggarakannya hari-hari besar keagamaan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan seperti: sebagai tempat berkumpulnya organisasi-organisasi umat Buddha dari pertemuan-pertemuan di wilayah Semarang Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan secara nasional dan internasional setiap tahunnya. sebagaimana diselenggarakan oleh pengurus Vihara Buddhagaya Watugong.

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong

Pagoda Avalokitesvara atau Pagoda Kwan Im adalah bangunan lain di jalan utama Vihara Buddhagaya Watugong. Konstruksi dimulai pada Agustus 2004 dan dibuka pada 14 Juli 2005. Bangunan itu dinobatkan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia. Bangunan ini sangat kental dengan budaya Tionghoa yang merupakan bangunan suci sebagai representasi Metta Karuna (cinta) umat Buddha di seluruh kawasan ini.

Beautiful Vihara Buddhagaya Watugong Pagoda Avalokitesvara Foto Stok 1224127144

Pagoda ini dibangun dengan ketinggian 45 meter dan hampir semua strukturnya terbuat dari beton. Bangunan ini menggunakan latar belakang warna merah yang dibawa dari budaya Tionghoa, yang menurut bahasa Tionghoa melambangkan kebahagiaan. Pagoda ini memiliki tujuh tingkat dengan sekitar 30 patung. Di dalam patung Avalokitesvara Bodhisatva setinggi 5 meter menempati tempat sentralnya, dikelilingi oleh pegunungan buah dan bunga sebagai persembahan.

Di luar pagoda terdapat empat arca Dewi Kwan Im dan arca Panglima We Po. Struktur klenteng sendiri terdiri dari enam susun di bagian atas tembok yang dikelilingi oleh delapan sisi yang disebut Pat Kwa. Di satu sisi dinding luar terdapat patung dewi Kwan Im.

Watugong adalah batu alam berbentuk gong yang sejak lama dijadikan nama daerah sekitar vihara. Batu tersebut unik karena berbentuk gong tanpa campur tangan manusia, dan merupakan peninggalan sejarah setelah jatuhnya Kerajaan Majapahit. Batu alam ini terletak persis di depan area keamanan keraton.

Riyanto, Dan Wahyudi, 2014, “Sekilas Vihara Buddha Gayā Watu Gong Semarang”. Semarang: Yayasan Buddha Gayaa Semarang. Halaman: 10. Untuk memahami situasi saat ini, ada baiknya membaca postingan saya sebelumnya saat ziarah ke Masjid Raya Jawa Tengah Semarang.

Vihara Buddhagaya Watugong, +62 821 316 7070 8, Travel Malang Semarang, Travel Semarang Travel, Wisata Semarang

Kota Semarang terkenal dengan banyak wisata religi, karena perbedaan agama dan kepercayaan yang ada disini, Semarang memiliki banyak tempat wisata dengan tempat ibadah salah satunya Vihara Gaya Watugong.

Keraton ini tidak jauh dari pusat kota Semarang, tepatnya di Jl. Perintis Kemerdekaan Padukpayung, Banyumanik, Semarang. Lokasinya mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya.

Selama perjalanan, kita bisa melihat seluruh kota Semarang dari ketinggian. Jika cuaca cerah, kita bahkan bisa melihat laut. Orang mengatakan bahwa tempat ini disebut Semarang Atas. Udaranya lebih sejuk dari Semarang Bawah.

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong

Jaraknya yang cukup jauh membuat cacing-cacing di perutku berteriak minta makan. Beruntung kami diajak makan siang dulu di resto IBC yang juga dikenal dengan nama Ikan Bakar Cianjur. Sepanjang jalan ke Semarang makanannya masih khas Cianjur haha. Selamat ya manis :).

Bodhi Dan Pagoda 45 Meter Di Watugong

Sesampainya di Vihara Buddhagaya Watugong, kami segera berpencar ke vihara. Tempat ini dinamakan Watugong karena terdapat sebuah batu andesit di depan keraton yang bentuknya seperti gong.

Gerbang Sanchi mirip dengan gerbang di depan Stupa Sanchi. Tanda penghormatan sebelum memasuki bangunan vihara atau stupa sebagai tempat penghormatan bagi guru besar Sang Buddha.

Bangunan pertama yang paling menarik perhatian saya adalah pagoda Avalokitesvara. Tempat suci ini tingginya sekitar 45 meter dan disebut pagoda tertinggi di Indonesia.

Di dalam pagoda ini terdapat patung Dewi Kuan Im setinggi 5 meter dan patung Panglima Senza di sisinya. Bangunan ini memiliki 7 lantai berbentuk segi delapan. Di lantai dua hingga enam terdapat arca Dewi Kwan Im di depan keempat sisinya. Hal ini dilakukan agar sang dewi dapat menunjukkan kasih sayang ke segala arah.

Pagoda Watugong, Mahakarya Tertinggi Untuk Sang Dewi

Di sebelah pagoda terdapat gambar Buddha tidur bernama Huddha Parinibbana. Gambar ini mewakili saat Sang Buddha meninggal di antara dua pohon willow.

Di bagian bawah klenteng terdapat pohon beringin besar yang sangat rindang. Pohon ini merupakan hasil cangkokan dari pohon bodhi yang sama dari Tagaya, India. Tempat dimana Siddhartha Gautama menemukan Samyak Sambodhi (Buddhisme) pada tahun 588 SM.

Di sebelah pohon Bodhi terdapat tugu Asoka yang merupakan simbol toleransi atau tenggang rasa, kerukunan dan saling menghargai antar agama dan kepercayaan.

Wisata Semarang Vihara Buddhagaya Watugong

Dari sekian banyak rupang Buddha di istana ini, hanya rupang Buddha berwarna emas yang paling mengesankan. Arca ini berada di vihara Dhammasala.

Vihara Cantik Di Jawa Tengah, Bisa Jadi Lokasi Ngabuburit Juga Lho

Dhammaasala adalah bangunan utama atau pusat vihara. Dhammasala berfungsi sebagai tempat untuk bhakti, ordo monastik modern, ruang meditasi, diskusi dhamma dan sejenisnya.

Di bagian bawah Dhammasala terdapat ruangan serbaguna yang digunakan untuk upacara keagamaan umat Buddha. Pantas saja ruangan ini seperti aula yang sangat luas.

Di dinding pagar Dhammasala terdapat ukiran gambar

Vihara buddhagaya watugong, vihara buddhagaya, vihara watugong semarang, pagoda buddhagaya watugong

Continue Reading
You may also like...

Seorang Traveler dan Reviewer Wisata Yang Tinggal Di Pulau Dewata Bali.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Informasi

To Top