Wisata Bali
Penglipuran Village
Penglipuran Village merupakan sebuah desa kecil yang terletak di Kabupaten Bangli, berjarak sekitar 45 km dari Kota Denpasar. Desa Penglipuran merupakan desa adat yang cukup populer sebagai objek wisata di Pulau Bali, karena lokasinya yang ada di Jalan Raya Utama Kintamani – Bangli.
Desa ini terkenal dengan kekayaan pemandangan alamnya yang begitu indah dengan suasana yang sejuk. Semua bisa Anda rasakan saat menginjakkan kaki di pintu gerbang desa. Tour ke Bali dan mengunjungi Desa Penglipuran merupakan salah satu daftar kegiatan yang pasti akan berkesan.
Lokasi
Penglipuran Village secara administratif berada di Desa Kubu, Kabupaten Bangli. Lokasi desa ini bisa dibilang sangat strategis karena berada di pinggir Jalan Raya Utama Kintamani – Bangli. Desa wisata ini memiliki luas sekitar 112 hektar.
Desa Penglipuran mempunyai pesona alam berupa deretan bukit dan telaga. Suasana yang ada di desa ini begitu sejuk karena berada di ketinggian 700 mdpl, sehingga menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata paling sejuk dan kental dengan nuansa tradisional Bali.
Jika Anda datang dari arah Ubud, maka lama perjalanan yang dibutuhkan hanyalah 48 melalui Jalan Tampaksiring. Nantinya, kalau sudah sampai di Jalan Raya Utama Kintamani – Bangli, akan ada banyak papan petunjuk yang mengarah ke Desa Penglipuran. Jika ragu, tanyakan pada penduduk setempat.
Di kawasan wisata ini ada dua jalan utama yang dibedakan dengan batu untuk membelah desa menjadi dua, sisi kiri dan kanan. Masuk ke salah satu sisi jalan utama, nantinya Anda akan menyaksikan deretan gapura khas kerajaan Bali.
Setiap pintu masuk tiap rumah yang ada di Desa Penglipuran ini didesain dengan bentuk yang sama. Nama desain ini disebut angko-angko Bali dan tentunya ada sebuah pura kecil sebagai tempat peribadatan keluarga.
Pintu utama tidak dibuat terlalu lebar agar aman dari gangguan orang di jalan, dan setiap gapura dibubuhi tulisan huruf Bali yang berisi keterangan nama kepala keluarga.
Keunikan Desa
Menjadi salah satu desa budaya yang terletak di lereng Gunung Batur, ada banyak sekali keunikan yang bisa Anda jelajahi ketika berkunjung ke Desa Penglipuran, di antaranya:
1. Pemandangan yang Serba Hijau
Jika Anda berjalan lebih jauh ke dalam desa, akan ada hamparan rumput hijau yang terhampar sangat epic di sisi kiri dan kanan jalan.
Jalan di sepanjang lingkungan permukiman ini terbuat dari batu alam yang dihiasi rangkaian bunga kamboja Bali, kenanga, dan cempaka, sehingga memberi kesan suasana desa yang sangat alami. Banyak sekali anak tangga di masing-masing rumah yang berdiri megah dan anggun.
2. Nuansa Khas Bali yang Kental
Setiap rumah, taman, gerbang, jalan, dan pura dirancang secara konsisten di bawah filosofi arsitektur tradisional Bali. Bangunan di desa ini memang mengadaptasi konsep Tiga Mandalas dalam Hindu Bali. Struktur bangunan rumah antara satu rumah dengan rumah lainnya sama, terutama terhadap kondisi, bentuk, ukuran, dan fungsi.
Untuk penataan ruang desanya, setiap rumah memiliki gapura angko-angko yang khas. Gapura yang ada di desa ini jika dilihat sekilas sangat mirip, namun ada beberapa detail yang tidak sama. Adanya angko-angko inilah yang menjadikan desa ini terlihat unik.
3. Masyarakatnya Unik
Desa Penglipuran disebut dengan desa budaya karena selain rumah-rumah yang menganut arsitektur tradisional. Penghuni desa ini biasanya lebih banyak melakukan ritual dan kegiatan sosial lain yang berkaitan dengan agama Hindu, dibandingkan dengan aktivitas masyarakat modern.
Ada sebuah pura di desa yang menjadi tempat semua warga berkumpul untuk berdoa bersama. Area pura ini dinaungi oleh beberapa pohon beringin tua berusia ratusan tahun dan diyakini sebagai pohon ajaib.
Apa yang dilakukan masyarakat inilah yang membuat Desa Penglipuran menarik minat pengunjung, karena gaya hidup generasi zaman dahulu dinilai sangat unik. Bahkan, sekalipun desa ini sudah cukup populer di mata wisatawan, penduduk lokalnya kurang berminat memanfaatkan potensi pariwisata.
4. Kehidupan Adat yang Masih Dipegang Erat
Deskripsi kehidupan adat desa Penglipuran dipimpin oleh seorang pemimpin yang dinamakan Bendesa atau Kelian dan ia dibantu oleh Sinoman.
Sistem sosial di desa ini terbagi menjadi 12 kelompok yang ditugaskan untuk menyampaikan masalah atau rencana dan hasilnya diserahkan kepada semua anggota desa.
Para desa sangat mempercayai 12 kelompok ini karena mereka dianggap telah mewakili tradisi warisan Bali di masa lalu. Warga Desa Penglipuran juga menggunakan sistem kekerabatan yang dinamakan sistem patrilineal atau menurut garis keturunan ayah.
Pemuka agama desa ini disebut Jero Bayan yang terdiri dari 3 Jero Bayan Mucuk dan 2 orang Jero Bayan Nyoman.
5. Pernah Mendapat KALPATARU
Pada awal pengukuhan Penglipuran Village Bali sebagai desa wisata, kawasan ini dianugerahi penghargaan KALPATARU atas jasa kelompok desa yang mampu melestarikan lingkungan Penglipuran.
Ya, KALPATARU diberikan karena masyarakat di desa ini dinilai mampu untuk menyelamatkan lingkungan desa dengan kekayaan bamboo forest dan vegetasi lainnya.
Selain itu, masyarakat di desa ini juga mampu menjaga budaya adat nenek moyang serta tata ruang kota dan bangunan tradisional. Hal inilah yang membuat Desa Penglipuran kemudian mendapatkan penghargaan KALPATARU pada tahun 1995.
6. Ada Festival Budaya
Desa Penglipuran selalu mengadakan festival budaya setiap tahun. Penglipuran Village Festival ini diselenggarakan untuk menampilkan kekayaan budaya warga desa ini sekaligus menarik wisatawan.
Festival budaya yang diadakan biasanya adalah tarian khas Bali dan beberapa kegiatan tradisional masyarakat desa. Biasanya festival budaya dilaksanakan setiap akhir tahun. Dalam sekali kegiatan festival budaya, biasanya mampu mengundang 2.000-an wisatawan.
Fasilitas
Desa Penglipuran sebenarnya merupakan kepanjangan dari kata “pengeling” dan “pura” yang artinya adalah pengingat tempat suci. Sejarah awal hadirnya Penglipuran Village adalah masyarakat Desa Bayung Gede, Kintamani, yang secara bergerombol merantau ke Desa Penglipuran secara permanen.
Dahulu sebelum dinamakan Penglipuran, nama desa ini adalah Kubu Bayung yang hingga kemudian namanya diubah menjadi Penglipuran untuk mempertahankan kearifan budayanya. Beberapa fasilitas yang tersedia di Penglipuran Village sendiri adalah:
- Sawah
- Hutan bambu
- Arsitektur pemukiman penduduk yang unik
- Pura
- Pelayanan kesehatan
- Homestay
- Rumah makan
- Toko souvenir
Tiket Masuk
Desa Penglipuran memang terkenal dengan arsitektur rumah-rumah warga desa dan juga kebudayaannya yang menarik. Jika Anda memang sangat menyukai kebudayaan, Penglipuran Village adalah salah satu wisata yang sangat menarik dikunjungi.
Adapun harga tiket masuk ke Desa Penglipuran sendiri adalah:
Kategori | Wisatawan Domestik | Wisatawan Mancanegara |
Dewasa | Rp 15 ribu | Rp 30 ribu |
Anak | Rp 10 ribu | Rp 25 ribu |
Dengan tiket masuk tersebut, Anda bisa melihat keunikan bangunan yang ada di Desa Penglipuran. Rata-rata bahan bangunan yang ada di desa ini terbuat dari kayu kecuali tempat tinggal keluarga. Beberapa rumah didominasi dengan bahan dari bambu karena di sekitar pedesaan merupakan penghasil bambu.
Potensi budaya yang khas seperti pola arsitektur bangunan yang tradisional, pemandangan alam yang asri, dan suasana yang sejuk, membuat Penglipuran Village ini sangat ideal untuk dikunjungi. Anda yang mempunyai waktu luang saat di Bali, cobalah untuk merencanakan untuk datang ke wisata ini.